Tips Kesehatan - Penyakit was-was ini bisa menimbulkan dampak buruk, berupa keraguan pada keyakinan. Bahkan, bisa jadi keragu-raguan ini sampai kepada penolakan dan pengingkaran, karena orang yang terkena penyakit was-was ini merasa semakin sesak, disebabkan oleh bercokolnya penyakit was-was (pada dirinya). Dengan demikian, dia mengingkari, mendustakan, dan mengatakan, “Aku tidak membutuhkan perasaan gundah ini!”
Berikut ini uraian mengenai 6 jenis penyakit was-was
1. Was-Was Pemicu Kemaksiatan
Allah SWT berfirman, “Tidakkah kamu lihat, bahwasanya kami telah mengirim syetan-syetan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasut mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh?” (QS. Maryam: 83).
2. Was-Was Perusak Ideologi (Aqidah)
Aqidah adalah unsur yang sangat prinsip dalam kehidupan seorang muslim. Para umat terdahulu serta sahabat-sahabat Rasulullah saw rela mempertaruhkan jiwa dan raga mereka untuk mempertahankan aqidah yang benar. Mereka tidak silau dengan kemilau dunia, langkah mereka tidak mundur walaupun badai permusuhan orang-orang kafir terus datang menerpa.
3. Was-Was Dalam Berwudhu
Was-was dalam berwudhu bisa meliputi keraguan dalam niat, mengulang-ulang dalam membasuh anggota wudhu atau boros dalam menggunakan air.
4. Was-Was Dalam Mandi
Mandi adalah salah satu cara untuk membersihkan badan dari kotoran dan menghilangkan bau badan. Ia juga merupakan cara sehat untuk mengembalikan kondisi badan yang loyo, agar fresh kembali. Kalau kategori mandinya itu mandi besar, maka tidak hanya kotoran fisik yang dihilangkan, tapi juga menghilangkan hadats besar, seperti mandi junub atau mandi setelah berhenti keluarnya darah nifas dan haid.
5. Was-Was Dalam Sholat
Was-was dalam shalat dalam shalat juga pernah menimpa salah seorang sahabat Rasulullah yang bernama Utsman bin Abil ‘Ash. Ia telah datang ke Rasulullah saw seraya mengadu kepadanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah hadir dalam shalatku dan membuat bacaanku ngaco dan rancu. ‘Rasulullah menjawab, :Itulah syetan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah.’ Akupun melakukan hal itu, dan Allah menghilangkan gangguan itu dariku.” (HR. Muslim).
6. Was-Was Dalam Membaca Al-Qur’an
Was-was dalam membaca al-Qur’an terjadi dalam melafazkan huruf-hurufnya. Memang kita tidak boleh sembarangan dalam membaca al-Qur’an, ada kaidah baca yang harus kita ikuti. Allah SWT berfirman, “Dan bacalah al-Qur’an dengan perlahan-lahan (tartil).” (QS. Al-Muzzammil: 4). Ali bin Abi Thalib menafsirkan kalimat “Tartil” dengan mentajwidkan huruf dan mengetahui dimana harus berhenti. (Kitab Abjadul ‘Ulum:2/571). Sedangkan imam Qurthubi mengatakan, “Yang dimaksud dengan tartil adalah membacanya dengan pelan dan jelas disertai memahami maknanya.” (Tafsir al-Qurthubi: 19/37).
Waspadai 6 jenis was-was di atas, begitu juga was-was lainnya.jangan terpedaya oleh rayuan syetan. “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, bila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka ingat kepada Allah SWT. Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-A’raf: 201).
Allah SWT berfirman, “Tidakkah kamu lihat, bahwasanya kami telah mengirim syetan-syetan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasut mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh?” (QS. Maryam: 83).
2. Was-Was Perusak Ideologi (Aqidah)
Aqidah adalah unsur yang sangat prinsip dalam kehidupan seorang muslim. Para umat terdahulu serta sahabat-sahabat Rasulullah saw rela mempertaruhkan jiwa dan raga mereka untuk mempertahankan aqidah yang benar. Mereka tidak silau dengan kemilau dunia, langkah mereka tidak mundur walaupun badai permusuhan orang-orang kafir terus datang menerpa.
3. Was-Was Dalam Berwudhu
Was-was dalam berwudhu bisa meliputi keraguan dalam niat, mengulang-ulang dalam membasuh anggota wudhu atau boros dalam menggunakan air.
4. Was-Was Dalam Mandi
Mandi adalah salah satu cara untuk membersihkan badan dari kotoran dan menghilangkan bau badan. Ia juga merupakan cara sehat untuk mengembalikan kondisi badan yang loyo, agar fresh kembali. Kalau kategori mandinya itu mandi besar, maka tidak hanya kotoran fisik yang dihilangkan, tapi juga menghilangkan hadats besar, seperti mandi junub atau mandi setelah berhenti keluarnya darah nifas dan haid.
5. Was-Was Dalam Sholat
Was-was dalam shalat dalam shalat juga pernah menimpa salah seorang sahabat Rasulullah yang bernama Utsman bin Abil ‘Ash. Ia telah datang ke Rasulullah saw seraya mengadu kepadanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah hadir dalam shalatku dan membuat bacaanku ngaco dan rancu. ‘Rasulullah menjawab, :Itulah syetan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah.’ Akupun melakukan hal itu, dan Allah menghilangkan gangguan itu dariku.” (HR. Muslim).
6. Was-Was Dalam Membaca Al-Qur’an
Was-was dalam membaca al-Qur’an terjadi dalam melafazkan huruf-hurufnya. Memang kita tidak boleh sembarangan dalam membaca al-Qur’an, ada kaidah baca yang harus kita ikuti. Allah SWT berfirman, “Dan bacalah al-Qur’an dengan perlahan-lahan (tartil).” (QS. Al-Muzzammil: 4). Ali bin Abi Thalib menafsirkan kalimat “Tartil” dengan mentajwidkan huruf dan mengetahui dimana harus berhenti. (Kitab Abjadul ‘Ulum:2/571). Sedangkan imam Qurthubi mengatakan, “Yang dimaksud dengan tartil adalah membacanya dengan pelan dan jelas disertai memahami maknanya.” (Tafsir al-Qurthubi: 19/37).
Waspadai 6 jenis was-was di atas, begitu juga was-was lainnya.jangan terpedaya oleh rayuan syetan. “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, bila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka ingat kepada Allah SWT. Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-A’raf: 201).
Mengobati Penyakit Was-Was
Imam Abu Hamid al-Ghozali berkata, “Was-was itu penyebabnya ada dua. Pertama, bodoh terhadap syari’at. Kedua, adanya kekacauan dalam akal atau pikiran. Dan keduanya merupakan kekurangan dan aib yang paling besar dalam diri seseorang.” (Ighotsatul Lafhan: 1 / 139).
Mengatasi Was-Was Secara Khusus
1. Was-was Akidah
- Mengedepankan yang yakin dan mengubur keraguan.
- Membaca isti’adzah, dan segera menghentikan pikiran yang menyeret pada keraguan.
- memantapkan hati dengan ucapan, “saya telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
2. Was-was Dalam Shalat
- Mengedepankan yang yakin daripada yang meragukan.
- Berlindung kepada Allah SWT dengan membaca do’a Isti’
- Merunduk dan meludah kearah kaki kiri tiga kali.
- Kalau was-was atau keraguan datang lagi, maka lakukanlah tiga tindakan di atas atau ulangi lagi.
- Lalu lakukanlah sujud sahwi swbelum salam, jika sebelum salam kita teringat bahwa ada rekaat yang kurang atau terlupakan serta kelebihan.
3. Was-was Dalam Wudhu atau Mandi
- Bacalah Bismillah dan berlindunglah kepada Allah SWT dari was-was
- Ikutilah etika Rasulullah saw dalam berwudhu atau mandi
- Hindari pemborosan dalam penggunaan air
- Kalau was-was muncul, maka segeralah tepis dan jangan diikuti.
4. Was-was Dalam Membaca Al-Qur’an
- Belajarlah baca al-Qur’an pada ahlinya secara langsung, agar tidak ada keraguan dalam melafazhkan bacaannya.
- Bersuci terlebih dahulu sebelum membaca al-Qur’an
- Membaca Isti’adzah dan Basmalah
- Tepis was-was syetan bila tiba-tiba hadir dalam membaca al-Qur’an.
Mengatasi Was-Was Secara Umum
- Membekali diri dengan akidah yang benar dan lurus. Dengan begitu ia bisa menolak was-was syetan dengan segala jenis tipudayanya yang licik.
- Berpegang teguh kepada syari’at Allah SWT, berlindung kepada-Nya dengan dzikir dan do’a.
- Menjaga rutinitas bacaan al_Qur’an dan mempelajari sunnah-sunnah nabi-Nya.
- Melakukan ruqyah syar’iyyah sebagaimana yang diajarkan Rasulullah saw.